Bukan Blockchainnya yang Penting, tapi apa Manfaatnya bagi Ekosistem Freelance (Iterasi#1)

Collabolancer
7 min readJan 26, 2021
Gambar 1. Collabolancer
Gambar 1. Collabolancer

Salah satu hal paling sulit dalam sebuah proses membangun produk yang market-fit, adalah mengetahui secara persis ‘produk apa yang ingin dibuat’. Produk market-fit secara singkat merupakan kondisi ketika produk telah berada di pasar dan memilih kelompok pelanggan yang tepat sesuai dengan produk yang ditawarkan. Banyak produk teknologi gagal karena tidak menyelesaikan masalah yang nyata yang dialami customer. Untuk mencapai produk market-fit, dapat dilakukan interaksi serta interview yang tergabung dalam rangkaian idea validation & customer validation.

Hal tersebutlah yang mendasari saya untuk melakukan interaksi, sebagai bentuk idea validation dan user validation terhadap Collabolancer. Kemudian, setelah melakukan sejumlah interaksi dengan beberapa orang, terkait dengan kesan dan pesan mereka tentang Collabolancer, saya memutuskan untuk membagikan hasil idea validation dan user validation tersebut melalui tulisan ini!

Jadi, saya melakukan interaksi dengan cara form singkat, dan juga dengan cara interview mendalam dengan beberapa orang. Berikut ini hasilnya:

Bagian 1. Formulir Singkat

Gambar 2. Formulir Singkat
Gambar 2. Formulir Singkat

“…Penting disini bahwa kita menawarkan solusi, bukan teknologi…”

“…sangat bisa dipastikan bahwa trust betul betul menjadi kunci dari industri freelancing…”

“…Di sisi lain, tentunya pekerja ingin mendapatkan pendapatan lebih banyak…”

Formulir singkat ini, dibuat dalam format Google Form, dan disajikan dalam bahasa Indonesia, bisa di cek melalui link ini: https://link.collabolancer.com/feedback-id. Berikut ini adalah ikhtisar singkatnya:

  1. Kebanyakan dari responden biasa melakukan kegiatan Freelancing, secara offline (53.3%). Kemudian disusul oleh platform Freelancer.com (40%), Fiverr.com (30%), dan Upwork.com (20%). Selebihnya menggunakan platform lain (26%)
  2. Kebanyakan dari mereka adalah seorang Worker, atau pencari kerja (93.3%), dibandingkan dengan seorang Employer (13.3%), atau Mandor (10%).
  3. Kebanyakan mereka tidak begitu familiar dengan teknologi Blockchain (43.3%), adapun yang sekedar tahu mencapai (23.3%), pengguna aplikasi blockchain / cryptocurrency mencapai (23.3%), seorang ahli mencapai (3.3%), dan seorang blockchain developer sebanyak (6.7%).
  4. Dari sekian banyak masalah yang ada pada platform freelancing terpusat, ataupun cara mereka ber freelancing saat ini, TIga masalah yang mereka sebutkan sebagai masalah paling utama adalah Tidak adanya Jaminan / kepastian (53.3%), Tidak adanya mekanisme pelaporan / penyelesaian sengketa (36.6%), dan Potongan biaya yang terlalu besar (33.3%).
  5. Sebanyak 93.3% responden tertarik dengan aplikasi blockchain untuk freelancing. Hanya 6.7% responded tidak tertarik. Adapun alasan mereka tidak tertarik adalah karena mereka tidak paham dengan teknologi blockchain, sehingga overwhelmed.
  6. Terakhir, adapun responden yang tertarik, memilih tiga teratas value dari Collabolancer yang menurut mereka paling membantu, adalah: Jaminan Kepastian dengan Smart Contract yang trustless (67.9%), kemudian kepemilikan dari portofolio (60.7%), dan Adanya bonus atau Insentif (46.4%).

Dari data diatas, saya dapat mengambil beberapa pandangan, yaitu:

  1. Dalam pengembangan aplikasi blockchain, experience dari pengguna sangat penting untuk dijauhkan dengan kompleksitas dari teknologi Blockchain, mereka harus sebisa mungkin merasa sedang menjalankan aplikasi biasa, namun dengan backend blockchain. Terlihat dari banyaknya responden yang tidak paham blockchain sama sekali, serta alasan dari responden yang tidak tertarik pada Collabolancer adalah merasa overwhelmed dengan teknologinya. Penting disini bahwa kita menawarkan solusi, bukan teknologi.
  2. Dari data tersebut, sangat bisa dipastikan bahwa trust betul betul menjadi kunci dari industri freelancing, dan kerap kali menjadi penghalang / pain point dari melakukan freelancing secara online, dalam hal ini portofolio dan dispute system dapat sangat membantu. Di sisi lain, tentunya pekerja ingin mendapatkan pendapatan lebih banyak, terlihat dari ketertarikan mereka pada sistem insentif dari Collabolancer.

Bagian 2. Interview Mendalam

Gambar 3. Interview Mendalam
Gambar 3. Interview Mendalam

Interview mendalam saya lakukan, dengan melakukan walkthrough dari collabolancer, sembari menanyakan value-value dari Collabolancer, dan bermanfaat tidaknya bagi responden. Dari Interview mendalam ini, saya dapat ambil poin-poin penting dari responden, yang saya kelompokkan yaitu sebagai berikut:

User-Friendliness:

“Mungkin secara experience dibuat senyaman dan sefamiliar mungkin aja ya. Disitu saya lihat akun nya direpresentasikan pake nomor nomor rumit, mending pake nickname aja.”

“Dan kedepan, mungkin untuk membuat lebih familiar lagi, onboarding user itu sangat penting banget ya, dan penjelasan-penjelasan yang kompleks disederhanakan aja. Tapi onboardingnya jangan banyak tanya, kaya di salah satu platform itu dia banyak nanya penghasilan berapa, dan lain lain. Itu ngeganggu sih.”

“Terminologi Leader dan worker, agak membingungkan ya bedanya hehe”

Trustiness:

“Pas gua lihat juga, ternyata yang menang bid juga tidak selalu jalan, jadi belum tentu perform, saya sendiri belum tau gimana pembayarannya”

“Kalo untuk industri, misal dari bidang saya di arsitektur, kalo untuk designer, arsitektur, dan lain lain, itu sih sudah jelas ya trust nya. Tapi kalo untuk tukang, orang lapangan, yang orangnya genti-genti, itu susah sekali jamin trust nya.”

“juga yang paling membuat terpukul website — website freelancer adalah disaat para freelancer — freelancer ini sudah mendapatkan klien, mereka nggak akan lagi transaksi atau menggunakan platform tersebut”

“Tolong pertimbangkan apakah perlu adanya jaminan penyelesaian dari kedua sisi; employer dan worker”

Komunitas Sebagai Unsur Yang Penting Pada Aplikasi Blockchain:

“Jadi menurut saya, baik trustless maupun yang centralized, secara experience saya menggunakan produknya sama-sama saja kayaknya ya, tapi mungkin disini bedanya kalau di centralized, saya harus mempertaruhkan kepercayaan saya ke platform, tapi kalau yang trustless saya mempertaruhkannya ke komunitas dari blockchainnya.”

“Jadi di platform blockchain, menurut saya yang lebih penting itu komunitas nya, dibandingkan dengan brand nya. Jadi ada pergeseran kepercayaan ya.”

Sangat Bergantung Pada Industri:

“Jadi freelancing itu sangat tergantung platform dan sangat tergantung industri. Jadi mungkin perlu spesialisasi. Jadi ada industri freelance yang memang sangat butuh trust lebih, tapi ada juga yang tanpa trust tinggi, sudah bisa jalan.”

Solver Sesuai Kualifikasi:

“Dari sisi employer kan butuh worker yang bisa dipercaya, track record jelas, kalau cuma misalnya file nya kosong, kan jelas ya siapa yang salahnya. Solver juga sudah pasti bisa putuskan karena jelas sekali. Tetapi, kalo misalnya ke use case yang lebih kompleks, misal masalah desain, yang adalah bidang saya di desain arsitektur, terkadang client itu bilang bahwa sebenernya design nya bagus, tapi karena tidak cocok dengan seleranya, akhirnya gabisa diterima. Ini kan agak bias untuk solver bisa menyelesaikan.”

“Jadi menurut saya, untuk solver itu posisi yang sangat penting, mungkin bisa dipastikan bahwa solver nya memang paham dengan permasalahan yang ingin di dispute nya, jadi sesuai dengan bidangnya, dan trustless.”

Portofolio & Track Record:

“Track record betul disini lebih trusted, daripada review ya, apalagi kalo review kan ga keliatan hasil kerja nya, jadi lebih reliable track record ya. Apalagi ini immutable”

Entry Barrier:

“Biasanya kalo ada orang India, harganya jadi Hancur gitu”

Mekanik Kolaborasi:

“Collaborate itu hal yang baru banget ya di platform freelancing, tinggal perlu disesuaikan dengan industri nya lagi lagi.”

“riset juga bagaimana standard yang sudah saat ini dan kolaborasinya dengan mereka”

“Klien diberikan batasan waktu dalam mengecek hasil projek, terkadang 1 projek bisa selesi berbulan-bulan karena klien/pemberi kerja tidak segera memeriksa hasil pekerjaan dan tidak segera memberikan feedback”

“Kenapa team compostition nya ditentukan oleh leader? Bukan oleh employer?”

Use Case Diluar Freelancing

“Kalau memang basisnya komunitas begini, mungkin bisa dimulai dari discord aja. Untuk use case nya di discord sendiri suka diadakan aktivitas yang mirip gig economy tapi anonim. Misal voting banner, kaya gamifikasi, dan engage, tapi dengan monetisasi, dan lebih suited untuk kolaborasi ya.”

Solver untuk Verifikasi

“Secara mekanik, pola seperti discord untuk memverifikasi sebelum mengirim submisi juga menarik.”

“Verifikasi preventif itu cukup bermanfaat ya buat employer, dan lebih bisa di terapin aja, jadi setelah worker submit, bisa diterima atau tidaknya dari verifikasi, itu bisa manfaatkan solver yang sudah ada, tinggal di filter juga fit and proper nya dan kesesuaian keahlian di bidangnya. Disitu confident gua lebih naik sih.”

Dispute System:

“Menurut saya, yang lebih dari collabolancer ini dibandingkan dengan platform yang sudah ada, yang paling terlihat secara experience tanpa saya ngeliat blockchainisasi nya, yaitu dispute mechanism nya. Itu di platform lain tidak ada yang seperti itu.”

“Tetapi, Dispute harusnya bukan jadi fitur yang utama ya, karena kalau yang terkenal nya dispute nya, berarti kan sebenernya layanan ini banyak masalahnya dong?”

Employer-First vs Worker-first:

“Disini saya ngeliat ada dinamika nya ya, trade off gitu. Di satu sisi kalau saya jadi employer, dan saya lihat worker tidak punya daya apa apa, ya saya ngerasa lebih safe dong buat saya. Sementara kan di platform freelance seperti ini, income stream nya datang dari employer kan? Karena dia yang pegang uang, betul? Memang gak fair ya, tapi itu justru jadi daya tarik tersendiri buat employer mau pake platform itu. Tapi memang saya juga ngeliatnya, ini tergantung industri juga.”

“Sekarang insentif itu untuk worker aja ya? Menurut saya untuk employer juga mungkin bisa dikasih insentif juga. Yang bikin transaksi freelancing hidup kan dari sisi employer nya.”

“Iya saya setuju, Collabolancer saya lihat fiturnya memang sangat ngebela worker banget”

Anomali Kepercayaan pada Sentralisasi bagi Employer:

“Saya masih belum yakin, trustless akan jadi core value yang diincar, baik oleh employer atau worker. Karena kan, sebetulnya di platform lama pun, ya saya bisa yakin kalau memang pembayaran bisa terjamin, karena saya percaya dengan platform nya, saya percaya dengan brand nya.”

“Selama saya belum punya pengalaman dilicikin sama platform nya, ya aman aman saja. Ya saya percaya dengan platform nya dan brand nya. Jadi saya belum tau value besarnya. Ya adapun kalau ada kekurangan, terkadang sangat tergantung dari tipe kerjaannya bukan karena platform nya.”

Bagian 3. Feature Request

Dengan memperhatikan feedback tersebut, saya mencoba mendengarkan, dan menyusun daftar-daftar permintaan yang ingin diwujudkan dalam Collabolancer. Adapun daftar tersebut sudah saya perbaharui pada halaman: https://collabolancer.featureupvote.com/.

Punya masukan? Anda juga bisa menambahkan poin anda sendiri di halaman feature request tersebut!

Penutup

Melalui interaksi singkat ini, kita dapat memahami, bahwa secanggih apapun teknologinya, pada akhirnya teknologi tersebut harus ramah digunakan oleh pengguna, dan bisa memberikan manfaat nyata bagi aktivitas mereka, dalam hal ini Freelancers. Sehingga, blockchain hanyalah sebuah alat untuk mencapai tujuan yang paling utama, yaitu solusi terhadap masalah freelancer tersentralisasi.

Saya ucapkan terimakasih atas semua pihak yang telah memberikan feedback dan masukannya! Hal ini akan menjadi awal dari pengembangan Collabolancer sebagai solusi yang jauh lebih baik lagi untuk memberikan manfaat lebih bagi para freelancers!

Collabolancer adalah marketplace freelancer berbasis blockchain yang lebih menguntungkan, terpercaya dan kolaboratif.

Twitter: https://twitter.com/collabolancer

Instagram: https://instagram.com/collabolancer

Facebook: https://www.facebook.com/collabolancer

LinkedIn: https://www.linkedin.com/company/collabolancer

#StopBiddingStartCollaborating

--

--

Collabolancer

Blockchain-based freelancer marketplace that more profitable, trustworthy and collaborative